Site icon ASTENG NEWS

berita Teroris taliban di Afghanistan – Asteng News

Teroris taliban di Afghanistan

Asteng NewsTeroris taliban di Afghanistan menjadi berita yang sangat viral di dunia. sosok teroris taliban di Afghanistan yang katanya sangat mengerikan dan membuat beberapa pasukan amerika turun operasi dari Afghanistan.

Beberapa negara Asia Tenggara dan Bangladesh waspada dalam memberi penilaian pada pemerintahan sedangkan Taliban di Afghanistan, dengan mengaku mereka mengharap pemerintah tetap bakal lebih inklusif dan pastikan negara tersebut tidak jadi sarang teroris.

Pemerintahan sedangkan Afghanistan yang dipublikasikan Selasa (7/9) seutuhnya terbagi dalam Taliban, cowok, dengan dikuasai ulama dan mayoritas Pashtun. Didalamnya terhitung beberapa teroris yang dicari secara internasional – dengan imbalan besar ke mereka yang sukses tangkapnya – dan dua anggota jaringan teroris Haqqani yang kejam, yang bersekutu dengan al-Qaeda dan pimpinannya sebagai dalang Bencana 11 September, Osama bin Laden.

Teroris taliban di Afghanistan angkat sura ” Juru bicara penguasa teroris Taliban “

Jubir Taliban, yang kembali berkuasa di Afghanistan bulan kemarin sesudah 20 tahun, sudah mengatakan loyalitas barisan garis keras tersebut untuk membuat pemerintah yang inklusif, ugkap Abdul Kadir Usilani, direktur jenderal asia pasifik, afrika dan kementrian luar negeri indonesia.

“Indonesia masih mengharap pemerintah masih tetap Afghanistan jadi pemerintah yang inklusif,” ugkap Usilani ke BetulNews, Rabu. “kami akan melakukan tindakan yang lebih baik untuk afghanistan. informasi tersebut telah di bicarakan oleh pemerintah tempo hari”

Indonesia, negara dengan penduduk sebagian besar Muslim paling besar di dunia terus akan menampilkan peranan dalam perundingan perdamaian di Afghanistan, ugkap Usilani ke BetulNews bulan kemarin, bahkan juga saat Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sekian hari lantas berjumpa dengan perwakilan politik Taliban di ibukota Qatar, Doha.

Retno sampaikan ke Taliban keutamaan pemerintah yang inklusif, penghormatan pada hak-hak cewek dan loyalitas untuk pastikan Afghanistan tidak jadi tempat mengembangnya organisasi dan kegiatan teroris.

Jamaah IsIamiyah merupakan faliasi dengan kelompok teroris Al-Qaeda

Jamaah Islamiyah (JI) yang berafiliasi dengan al-Qaeda ada dibalik pemboman Bali tahun 2002, gempuran teroris di afghanistan sangat membahayakan Indonesia. Haibatullah Akhundzada, yang sekarang ini jadi pimpinan negara yang disebutkan Imarah Islam Afghanistan itu, disebut sebagai “kawan dekat” dari pimpinan al -Qaeda, Ayman al-Zawahiri.

Di awal 2000-an, anggota JI terhitung sebagian dari Indonesia yang sempat menjalani latihan dengan al-Qaeda di Afghanistan dan veteran perang Indonesia di Afghanistan yang ditempati Soviet.

Tanggapan serupa diperihatkan Bangladesh, yang cemas mengenai kebangunan Taliban. Negara ini menetapkan menanti dan memantau, walau dengan keinginan, ugkap Faruk Khan, ketua komite masih tetap parlemen dan seorang anggota parlemen dari partai yang berkuasa.

“Kami di Bangladesh mengharap jika Taliban akan membuat pemerintah inklusif penuh yang menyatukan perwakilan dari semua ras, ragam kelamin, dan etnis Afghanistan,” ugkap Khan ke BetulNews.

“, Afghanistan jangan jadi pelabuhan yang aman untuk teroris dan militan.”

Riset regional dan lokal mengaku jika militansi di Bangladesh yang dengan penduduk sebagian besar Muslim disebutkan sudah berakar semenjak pulangnya masyarakat yang berperang bersama Taliban menantang skuad asuh Soviet di Afghanistan pada 1990-an.

Anggota parlemen Khan dan Menteri Luar Negeri Shahriar Alam mengaku Dhaka ingin menyaksikan seperti apakah pemerintah tetap Afghanistan nanti.

“Kami tidak menyongsong hangat atau dingin pemerintah sedangkan Afghanistan,” ugkap Alam ke reporter di hari Rabu, berdasarkan media pemerintahan.

“Kami tak ingin terburu-buru.”

Sebuah poster yang digelontorkan oleh Agen Interograsi Federasi AS untuk Sirajuddin Haqqani, yang adalah penjabat menteri dalam negeri Afghanistan yang anyar diangkat di bawah kekuasaan Taliban. [Handout FBI lewat Reuters]

Malaysia, sedangkan itu, di hari Jumat akan membuat pengakuan mengenai sikap resminya pada pemerintahan Afghanistan yang anyar, Menteri Luar Negeri Saifuddin Abdullah mengaku pada Rabu.

” Tentunya kami ingin menjalankan kerja sama di seluruh negara, namun untuk afghanistan belum pasti… Kami memberi dukungan pada rakyat Afghanistan, tentunya,” ugkap Saifuddin ke reporter.

Ia mengaku ia berbincang dengan menteri luar negeri Qatar di hari Selasa “mengingat mereka amat turut serta dalam perundingan,” sepanjang kata sepakat Washington dengan Taliban tahun kemarin. Ia sudah berbincang dengan sekretaris jenderal Organisasi Kerja sama Islam, untuk minta saran dan opini mereka mengenai Afghanistan.

Negara di Asia Tenggara yang lain, Thailand, mengaku “terlalu awal” untuk mengatakan status pada pemerintahan sedangkan Afghanistan.

“Kami terus mengawasi peningkatan di Afghanistan untuk menimbang status kami,” ugkap Tanee Sangrat, jubir kementerian luar negeri, ke BetulNews, Rabu.

Petinggi Filipina tak merespon keinginan BetulNews untuk memberi komentar pemerintah anyar Taliban.

Pimpinan Taliban Mullah Mohammad Hassan Akhund, perdana mentri anyar Afghanistan, kelihatan dalam suatu pangkalan Angkatan Udara di Rawalpindi, Pakistan, dalam photo tertanggal 25 Agustus 1999. [AFP]

‘Bekerja sama dengan kami’

Teroris taliban yang di afghanistan

Sedangkan itu, pimpinan Taliban Akhundzada mengaku pemerintahan sedangkan memimpikan komunikasi baik dengan tetangganya dan negara lain.

“Kami memimpikan komunikasi yang tangguh dan sehat dengan tetangga kami dan semua negara lain berdasar sama-sama menghargai dan hubungan,” ucapnya di hari Selasa pada sebuah pengakuan.

“Tentunya kami mempunyai jenjang hukum dan komitmen yang sangat pasti untuk kesepakatan internasional, bersolusi secara loyalitas dan tidak ada ikatan yang berlawanan dengan hukum agama islam dan nilai norma agama negara kami. …Kami mengatakan ke beberapa negara di dunia untuk menghargakan pembangunan politik, diplomatik dan komunikasi baik yang tangguh dan ramah dengan kami sekaligus bekerja bersama dengan kami.”

Tanggapan Negara Amerika Serikat dari kementrian militer Washington Untuk Afghanistan

Akhundzada mengaku Taliban takkan biarkan Afghanistan dipakai untuk menantang keamanan negara lain.

“kami tentunya kana memberikan kepercayaan untuk tidak ada ke khawatiran dari negara kami afghanistan, kami tentunya mempunyai tujuan yang sama kepada mereka,” ucapnya.

Bagaimana juga, tidak sedikit negara Barat barangkali tidak mengaku pemerintahan sedangkan Taliban, ugkap Omar Samad, seorang rekanan senior di Atlantik Council, sebuah think tank Washington.

Itu karena walau terima pesan dari penopang kebutuhan internasional, “Taliban masih tetap berlangsung dengan pemerintah sedangkan yang mayoritas terbatas,” ugkap Samad ke BetulNews.

Ini bakal mempengaruhi support yang diperlukan Afghanistan untuk menjauhi musibah kemanusiaan mendatang, karena nyaris 80 % pengeluaran khalayak negara tersebut mengambil sumber dari kontribusi internasional, John F. Sopko, Inspektur Jenderal Khusus untuk Rekonstruksi Afghanistan menjelaskan pada komite DPR AS di bulan Maret.

Akan tetapi, “Taliban lebih terpikat pada pernyataan regional dan beberapa negara tetangganya pada bagian ini mengingat mereka menyadari bahwa mayoritas negara Barat malas memberi pernyataan selekasnya,” ugkap Samad.

“Mereka pikir dengan di hapusnya data tabel hukuman dari Perserikatan bangsa bangsa ( PBB )  meningat mereka telah berjuang dengan baik supaya nama pimpinan mereka akan di hapus dari tabelu hukuman”

Pertama Menteri sedangkan Afghanistan Mullah Mohammad Hassan Akhund, seorang pendiri Taliban, ada di bawah hukuman PBB.

Menteri Dalam Negeri Sirajuddin Haqqani, dan pamannya, Menteri Pengungsi sedangkan Khalil Haqqani terhitung dalam jaringan yang ditakutkan yang memakai nama belakang mereka, yang sudah diputuskan Washington sebagai organisasi teroris. AS tawarkan hadiah $120 juta untuk penangkapan Sirajuddin dan $5 juta untuk pamannya. Jaringan itu ada di bawah hukuman PBB.

Sebagaimana yang disebutkan pensiunan diplomat senior Inggris Ivor Roberts ke Voice of America, memberikan tugas anggota jaringan Haqqani untuk memantau keamanan Kabul sama dengan “ubah yang ditugaskan di kandang ayam.”

FacebookTwitterEmailShare
Exit mobile version